Jumat, 02 Oktober 2015

Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Defenisi
     Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sejarah
     Pada tahun 1971 Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tiga universitas yaitu Universitas Andalas di bagian barat, Universitas Gadjah Mada di bagian tengah, dan Universitas Hasanuddin di bagian timur, sebagai perintis proyek kegiatan pengabdian masyarakat. Proyek perintis ini dikenal dengan nama Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat. Hasil laporan dan evaluasi dari ketiga perguruan tinggi perintis proyek ini dipaparkan pada Rapat Rektor Universitas atau Institut Negeri pada bulan Maret 1972, setelah selesai rapat tersebut Direktur Pendidikan Tinggi meminta 13 Universitas di 13 provinsi untuk melaksanakan proyek perintis kuliah kerja nyata pada tahun ajaran 1973-1974. Universitas Gadjah Mada bertindak sebagai universitas pembina, sedangkan dua belas universitas lainnya termasuk kategori universitas madya, keduabelas universitas tersebut adalah: Universitas Syiah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Hasanuddin, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Pattimura. Pada awal perkembangannya, KKN hanya merupakan paduan dari dua dharma yaitu pengajaran dan pengabdian masyarakat, seiring perkembangannya kkn juga meliputi dharma penelitian. Perpaduan tri dharma perguruan tinggi pada mewujudkan KKN sebagai salah satu sub-sistem pendidikan tinggi di Indonesia.
(Sumber: https://id.wikipedia.org)

(Jangan lupa tonton video dokumentasi rangkaian Kegiatan KKN oleh Mahasiswa UNIMED tahun 2015 di Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Simalungun.)



Jumat, 11 September 2015

Asal - Usul Suku Nias (Kenal lebih dekat)

Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau nias. Dalam bahasa aslinya, orang nias menamakan diri mereka "ono niha" (ono = Anak / Keturunan; niha = Manusia) dan pulau nias sebagai "tanö niha" (tanö = Tanah). Masyarakat nias secara umum hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat nias disebut fondrakö. yaitu hukum yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian.

Masyarakat nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias mengenal sistem kasta (12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.

Asal - usul suku nias menurut salah satu mitos berasal dari sebuah pohon kehidupan. Pohon ini disebut "sigaru tora`a" yang terletak di sebuah tempat yang bernama "tetehöli ana'a". Mitos tersebut menceritakan kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao. Raja ini memiliki sembilan orang Putra. dan karena memperebutkan Takhta Sirao ke-sembilan putra ini di asingkan dari Tetehöli Ana'a dan dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.

Berdasarkan penelitian  Arkeologi yang telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999. Menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak 12.000 tahun silam, yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut Vietnam. Akan tetapi penemuan ini mulai terbantahkan, setelah penelitian genetika terbaru yang dilakukan oleh Mannis van Oven, menemukan bahwa masyarakat nias, Sumatera Utara, berasal dari rumpun bangsa Austronesia. Nenek moyang orang nias diperkirakan datang dari Taiwan melalui jalur Filipina 4.000-5.000 tahun lalu.

Mannis van Oven yang mahasiswa doktoral dari Department of Forensic Molecular Biology, Erasmus MC-University Medical Center Rotterdam, memaparkan hasil temuannya di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta, Senin (15/4/2013). Dalam penelitian yang telah berlangsung sekitar 10 tahun ini, Oven dan anggota timnya meneliti 440 contoh darah warga di 11 desa di Pulau Nias. ”Dari semua populasi yang kami teliti, kromosom-Y dan mitokondria-DNA orang Nias sangat mirip dengan masyarakat Taiwan dan Filipina,” katanya.

Kromosom-Y adalah pembawa sifat laki-laki. Manusia laki-laki mempunyai kromosom XY, sedangkan perempuan XX. Mitokondria-DNA (mtDNA) diwariskan dari kromosom ibu. Penelitian ini juga menemukan, dalam genetika orang Nias saat ini tidak ada lagi jejak dari masyarakat Nias kuno yang sisa peninggalannya ditemukan di Goa Togi Ndrawa, Nias Tengah. Penelitian arkeologi terhadap alat-alat batu yang ditemukan menunjukkan, manusia yang menempati goa tersebut berasal dari masa 12.000 tahun lalu. ”Keragaman genetika masyarakat Nias sangat rendah dibandingkan dengan populasi masyarakat lain, khususnya dari kromosom-Y. Hal ini mengindikasikan pernah terjadinya bottleneck (kemacetan) populasi dalam sejarah masa lalu Nias,” katanya. Studi ini juga menemukan, masyarakat Nias tidak memiliki kaitan genetik dengan masyarakat di Kepulauan Andaman-Nikobar di Samudra Hindia yang secara geografis bertetangga.

Menanggapi temuan itu, arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Sony Wibisono mengatakan, teori tentang asal usul masyarakat Nusantara dari Taiwan sebenarnya sudah lama disampaikan, misalnya oleh Peter Bellwood (2000). Teori Bellwood didasarkan pada kesamaan bentuk gerabah. ”Masalahnya, apakah migrasi itu bersifat searah dari Taiwan ke Nusantara, termasuk ke Nias, atau sebaliknya juga terjadi?” katanya. Sony mempertanyakan bagaimana migrasi Austronesia dari Taiwan ke Nias itu terjadi. Herawati Sudoyo, Deputi Direktur Lembaga Eijkman yang juga menjadi pembicara, mengatakan, migrasi Austronesia ke Nusantara masih menjadi teka-teki. ”Logikanya, dari Filipina mereka ke Kalimantan dan Sulawesi. Tetapi, sampai saat ini data genetika dari Kalimantan dan Sulawesi masih minim. Masih ada missing link,” katanya.

digali dari : https:id.wikipedia.org
(Orang yang bijaksana adalah mereka yang mengetahui sejarah dan asal-usulnya)

Kamis, 26 Februari 2015

6 Kebiasaan Anak Kos

Selamat siang teman-teman..
kali ini saya akan berbagi cerita mengenai kebiasaan/aktivitas anak kos yang pada umum dilakukan ketika menjalani masa kos-kosan.




1. Label “Harga” sorotan utama
Anak kos pada umumnya akan membeli sesuatu di supermarket dengan hal utama yang paling dipertimbangkan adalah melihat “Harga”. Membandingkan mana harga yang paling murah, itulah yang akan di ambil. dan tak jarang menyita waktu 10 menit di dalam supermarket hanya untuk membandingkan dan memperhitungkan harga tersebut. Begitu juga ketika mencari tempat kos-kosan, makanan, maupun lauk untuknya. anak kos akan berlomba-lomba mencari "Harga" yang paling murah (Promo).

2. Makan Besar di awal bulan.
Nah.. ini dia kebiasaan anak kos yang ke-2. sebagian atau bahkan hampir semua anak kos pada awal bulan akan terlihat sangat ceria (karena baru dapat kiriman :-) ). mereka akan ada diberbagai tempat, baik itu tempat perbelanjaan, warung kopi, warung internet, atau tempat nongkrong lainnya. Biasanya makanan yang dikonsumsipun umumnya berupa daging atau makanan yang lebih bergengsi lainnya. tetapi, ketika akhir bulan mulai datang, biasanya mie, kerupuk atau makanan siap saji lainnya yang lebih murah yang akan menjadi santapan. bisa juga hanya air putih saja :-(

3. Bermalas-malasan.

Anak kos umumnya suka bermalas-malasan ( terutama anak kos cowok), karena sangking malasnya biasanya :
  • Buang sampah dimana saja, misalnya ngeletakin sampah di depan kamarnya ataupun ditumpuk di kamar hingga kamarpun beraroma nano-nano.
  • Baju jarang digosok (hanya ketika hal-hal tertentu saja).
  • Nyuci sekali seminggu bahkan ada yang sampai 2 minggu ditumpuk-tumpuk.
4. Suka membuat Bapak/Ibu kos jengkel.
Salah satu sikap mahasiswa untuk mencari perhatian bapak/ibu kos (mungkin kesal) adalah:
  • lupa matiin lampu kamar pas ke kampus n lampu wc. agar uang 
  • lama-lama'in bayar uang lampu/ iuran lainnya.
5. Nongkrong
Nongkrong sama teman-teman kos adalah pilihan yang baik kalau lagi suntuk, selain bisa curhat-curhatan masalah gebetan (umumnya anak kos cewek), masalah ibu kos yang galak, atau masalah skripsi yang masih abu-abu, Ngegame atau lagi nongkrong biar dapat Wifi gratis. Lumayan kan bisa ngecek/ download hehehhe.

6. Tidur
Di ruangan kotak 3x4 meter (kamar kos), Tidur merupakan cara terakhir untuk menghapus rasa suntuk. Kalau lagi akhir bulan enggak ada uang untuk nongkrong atau jalan-jalan, trus enggak ada PC/Laptop untuk ngegame (disekolahin ke penggadaian), mungkin hanya tidur dikos lah yang paling benar. Walau suntuknya hanya hilang untuk sementara saja.

dan masih banyak lagi sebenarnya, tetapi itulah dia kebiasaan anak kos yang saya rangkum dari apa yang saya ketahui/alami sendiri serta dari berbagai sumber pendukung lain. 

Minggu, 18 Januari 2015

Malu dengar lagu lawas?

Banyak anak muda jaman sekarang merasa malu (gengsi) jika mendengar lagu jadul/lawas, katanya:"kurang up to date, ngakk macho, ngakk metal dsb................". 
yah... boleh-boleh saja kita berkata demikian. Tapi sebelum itu, mari kita cermati dahulu tulisan dibawah ini. 

Bercerita tentang lagu, tentunya erat kaitannya dengan makna dan kenangan dari lagu yang di dengar atau dinyanyikan itu..
banyak orang menyukai sebuah lagu karena kualitas lagunya,suara penyanyinya, syair/liriknya yang bagus ataupun lagu tersebut memiliki kenangan tersendiri bagi orang yang bersangkutan.. 

nah... bila kita banding-banding lagu-lagu jaman dahulu (jadul), era tahun 2000-an kebawah dengan lagu-lagu sekarang, tentu amat jauh berbeda.. di jaman sekarang, saya bisa bilang sulit untuk menemukan sebuah lagu yang memiliki khas dan kualitas yang memang luar biasa (ada tapi hanya sedikit sekali), seperti kita tahu  lagu-lagu yang ada hanya dapat bertahan exist 1-2 bulan .. contohnya saja lagu karya Cita-citata "sakitnya tuh disini", Wulan Jamilah, Smash Boyband hingga ke Mbah Surip.. 
dibanding dengan lagu jaman dulu (jadul/lawas), saya ambil contoh lagu ciptaan Ebiet G. Ade "Untuk kita renungkan dan Masih ada waktu", Pance Pondaan, dbs. Tentu jika dengan kualitas syair yang ada pastilah berbeda dengan lagu jaman sekarang, lagu-lagu ini selalu dipenuhi dengan makna, kita diberikan pesan dan didikan,  kita diajak untuk merenung cara hidup dan banyak makna lainnya. syairnyapun tidak asal-asalan, sehingga lagu-lagunya sampai sekarang masih tetap exist. Sekalipun pada masa itu alat musik yang masih sederhana dan tidak semodern yang sekarang.

Nah... apakah kita masih malu mendengar lagu lawas itu?